Rabu, Februari 18, 2009

Mujahidin FM Goes To Korea Jumat, 08 Agustus 2008 , 06 Sya’ban 1429 H

MFM, Around the World…
Tagline : ” Jelajahi Muka Bumi...Temukan Kebesaran Illahi... ”
Opening ....
Script 1
IF yang dirahmati Allah, dimanapun anda berada, kembali hari ini kita akan melanjutkan perjalanan kita menjelajahi berbagai belahan dunia...menyaksikan geliat islam di berbagai negeri...mengambil hikmah dari berbagai kejadian yang mereka hadapi dan turut berucap syukur manakala cahaya agama Allah kian terang menderang hangatkan hati-hati saudara seakidah kita yang senantiasa istiqomah di belahan bumi manapun mereka berpijak...

IF Kali ini kita akan mengunjungi negeri yang terkenal dengan sebutan negeri GINSENG...dimanakah itu IF ? yap tepat, kita akan berkunjung ke KOREA IF...
IF yang rendra cintai, dimana saja IF berada....
Geliat dakwah di negeri Ginseng, Korea Selatan, dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang menggembirakan. Menurut Dr Ali Ann Sun Gun, dosen Methodologi Dakwah dan Kewirausahaan pada UIA (Universitas Islam As-Syafi'iyah) dan UIN (Universitas Islam Negeri) Syarif Hidayatullah Jakarta, saat ini, tak kurang dari 30 ribu warga Korea Selatan telah memeluk agama Islam....
Semangat keagamaan juga sudah sangat terasa. Mulai dari diskusi, pengajian serta kegiatan dakwah lainnya di berbagai masjid yang ada di kota-kota besar Korea Selatan seperti di Seoul dan Busan. ''Sekarang perkembangan Islam di Korea Selatan sangat menggembirakan," ujarnya.
IF, Menurut Dr Ali Ann Sun Gun yang sehari-harinya mengajar bahasa Indonesia dan Budaya Indonesia pada Asosiasi Korea Selatan di Indonesia :
Dibanding dasawarsa lalu, sekarang perkembangan Islam di Korea Selatan telah semakin terasa bergeliat.
Dakwah Islam semakin intens sejak tahun 1955 setelah perang antara Korea Selatan dan Korea Utara. Semua berawal dari banyaknya Muslim asal Turki yang turut bergabung sebagai tentara penjaga perdamaian Persatuan Bangsa-bangsa. Merekalah yang pertama memasukkan agama Islam di Korea lewat seorang pendakwah bernama Zubaid Khozi. Beliau asli Turki dan yang mengembangkan agama Islam di semenanjung Korea. Masuknya Islam ke Korea sangat didukung oleh penduduk Korea. Orang Korea yang masuk Islam pertama kali bernama Muhammad Jun Du Young, beliau adalah Muslim Korea pertama yang memimpin agama Islam di Korea Selatan. Mulai saat itu, Pemeluk Agama Islam terus berkembang sampai dengan sekarang.
IF, Sekarang ini kegiatan dakwah Islam di Korea tambah pesat melalui jalur pendidikan, dengan semakin banyaknya dibuka jurusan bahasa Arab, bahasa Indonesia, dan jurusan Timur Tengah serta Asia Timur di berbagai Perguruan Tinggi yang ada di Korea.
Banyaknya tenaga-tenaga kerja ahli yang datang dari berbagai macam negara termasuk Indonesia, Bangladesh, Pakistan, dan India juga turut menyuburkan perkembangan Islam.



Script 2
Kembali bersama Rendra di MFM, Around the World : Menjelajahi Muka Bumi....Temukan Kebesaran Illahi...

IF rahimakumullah...
Di awal tadi ana sudah menyampaikan tentang peran pasukan Turki dalam memperkenalkan Islam untuk pertama kalinya di Korea...
Hya IF, di antara tentara-tentara Turki itu terdapat mereka yang memiliki semangat dakwah Islamiyah, sehingga dimanapun mereka berpijak... tak lupa untuk tetap aktif memperkenalkan Islam....
Di Korea, mereka mendirikan The Korea Islamic Society_yang diperuntukan bagi orang-orang Korea yang baru saja memeluk Agama Islam.... dan sampai dengan Juli 1957 Organisasi ini baru beranggotakan 208 Muslim asli Korea.
Momentum bagi perkembangan Islam meningkat sejak 1959 ketika Presiden Korea Islamic Society, Umar Kim Jin-Kyu yang ditemani Sabri Suh Jung-Kil mengadakan lawatan ke berbagai negara Muslim, seperti Malaysia, Pakistan dan Arab Saudi. Mereka tercatat sebagai orang Korea pertama yang menunaikan ibadah haji. Sejak saat itulah organisasi Muslim Korea mulai mengirim pelajar dan mahasiswa belajar Islam ke Malaysia, Arab Saudi, Mesir, dan belakangan juga ke Indonesia.
Sejak April 1965 transformasi organisasi Korea Islamic Society menjadi Korea Muslim Federation (KMF) mendorong bangkitnya kembali momentum dakwah di Korea. KMF tidak hanya menerbitkan berbagai literatur pokok tentang Islam, tetapi juga berusaha menggalang upaya untuk mendirikan masjid. Puncak upaya ini adalah pembangunan Masjid Pusat Seoul yang megah, berlantai tiga dan dilengkapi berbagai fasilitas ibadah, perkantoran dan pendidikan. Tanah masjid seluas lebih kurang setengah hektar merupakan pemberian pemerintah Korea, sedangkan dana pembangunan diperoleh dari sumbangan berbagai negara Muslim.
Menurut KMF, kini Muslim asli Korea berjumlah sekitar 40 ribu; juga terdapat sekitar 100 ribu pekerja yang beragama Islam di Korea. Mereka datang dari Indonesia, Bangladesh, Pakistan dan lain-lain. Sekarang terdapat 9 masjid, 4 pusat Islam, dan sekitar 60 mushalla di seluruh Korea. Meski sulit, tetapi selalu saja ada orang Korea yang memeluk Islam dari hari ke hari


Script 3

Nah, IF...ketika terjadi peristiwa WTC 11 September 2001..., Osama bin Laden sangat dikenal kala itu, tuduhan Islam sebagai agama yang mengajarkan terorisme malah menarik perhatian orang-orang Korea untuk terpanggil mencari kebenaran... merekapun mulai berduyun-duyun mempelajari tentang agama Islam dan mulai mendalaminya dengan kesungguh-sungguhan. Sehingga Kini agama Islam benar-benar sudah tidak asing lagi.
Bagaimana warga Korea bisa menerima Islam, IF...?
Dulu sempat ada kesalahan pemahaman tentang Islam yang diidentikan dengan ” pedang di tangan kiri dan Alquran di tangan kanan ”. Tentu saja pemahaman tersebut tidak sepenuhnya benar. Namun sekarang mereka sudah mulai mengerti dan lebih memahami Islam dengan lebih syumul..sehingga agama Islam dirasakan sangat berkesan bagi mereka dari waktu ke waktu.
Pada tahun 1980-an orang Korea banyak yang bekerja di luar negeri khususnya di Timur Tengah, sehingga selain bekerja, mereka juga mempelajari Islam. Nah IF, Begitu kembali ke Korea, mereka inilah yang menyebarkan agama Islam kepada warga setempat. Kita lihat, masjid Korea mencontoh masjid di zaman Rasulullah. Berada di tengah-tengah kota Seoul, lantai pertamanya tempat perdagangan dan bisnis, lantai kedua sebagai masjid atau tempat shalat, dan lantai ketiga untuk jamaah wanita.
Sumber dana dakwah mereka peroleh secara mandiri, bukan sumbangan. Mereka mendirikan kios-kios dan berbagai kegiatan ekonomi. Ada toko di Harai untuk menyembelih daging halal dan dijual kepada orang-orang Islam. Kegiatan itu diadakan oleh Federasi Muslim Korea. Dana diperuntukkan bagi kegiatan dakwah yang dikoordinasi masjid Korea yang berada di I Ce Won.
Ternyata IF, Di masjid itu muadzinnya dari Indonesia, Lho... Selain itu ada ulama asal Thailand yang memberikan ceramah yang bernama Abdul Rosyid yang mengajarkan agama Islam di Korea bahkan beliau fasih berbahasa Korea. Agama Islam disebarkan kepada masyarakat Korea dengan cara adaptasi sesuai dengan budaya mereka.
Federasi Muslim Korea juga mengirimkan beberapa mahasiswa untuk menimba ilmu di manca negara antara lain di negara-negara Islam Timur Tengah di Arab Saudi, Marokko, Malaysia, termasuk Indonesia. Lebih dari 13 Muslim Korea dikirim ke Indonesia tahun 1983 untuk mendalami Islam. Di IAIN Jakarta tahun 1984 lebih dari 9 orang Korea tercatat sebagai mahasiswa baru.
Well IF, mereka akui yang menarik di Korea adalah dikarenakan keistiqomahan orang-orang yang sudah belajar agama Islam di luar negeri... ketika mereka kembali ke negaranya mereka menjadi sangat giat menyebarkan dakwah Islam. Walau jumlah muslim di sana hanya 30 ribu, IF... terbukti betapa kegiatan dakwah mereka terbilang sangat intens... lebih dari itu, mereka senantiasa mengutamakan berdakwah dengan metode dakwah ’bilhal’ , yakni berdakwah dengan perbuatan...Subhanallah yaaa, IF...

Script 4 :


IF, kali ini langkah kita khusus mengunjungi korea selatan. Seperti yang kita tahu, Korea Selatan merupakan pemimpin dalam akses internet kecepatan-tinggi, semikonduktor memori, monitor layar-datar dan telepon genggam. Dari sisi industri Korea Selatan menempati urutan pertama dalam pembuatan kapal, ketiga dalam produksi ban, keempat dalam serat sintetis, kelima dalam otomotif dan keenam dalam baja. Secara lahiriyah, negara ini boleh dibilang makmur dengan pendapatan perkapita yang tinggi, tingkat pengangguran rendah, dan pendistribusian pendapatan yang relatif merata.

Di tengah gemerlap materi, di Korea Selatan Islam pun tumbuh … nah, ada berita bahagia di pertengahan juni 2008 lalu…
Dikabarkan sebanyak 37 pasukan Korsel dari 3.600 prajurit yang ditugaskan ke Iraq mengaku telah memeluk Islam secara sukarela. Mereka beramai-ramai bersahadat di masjid jami' Soul. Bedanya dengan tentara sekutu pimpinan Amerika Serikat (AS) yang bertugas di Iraq yang banyak menimbulkan masalah dengan warga lokal, pasukan Korea Selatan yang dikirim ke bekas negeri 1001 malam itu justru menemukan Islam.

"Mereka, yang masuk Islam, itu pernah belajar bahasa Arab ketika kuliah dan bepergian ke Timur Tengah," tutur Humas Militer Korsel Kapten Lee Yun-se. Lee menyambut baik langkah mereka. Sebab, hal itu akan sangat membantu keberadaan pasukan Korsel di Iraq.
Bedanya dengan pasukan AS, sebelumnya, sebelum diberangkan ke Iraq, para prajurit Korsel itu diwajibkan mempelajari kultur dan kebiasaan bangsa Arab dan budaya Islam. Saat itulah, 37 orang tersebut menyatakan niatnya menjadi muslim.

Para tentara mualaf tersebut menyatakan diri sebagai Islam dibimbing Pemimpin Ulama Seoul Sulaiman Lee Haeng-lae. Menurut Sulaiman, langkah para tentara itu akan mempermudah kontingen Korsel yang dikirim ke Iraq. Wallahua’lam bish showab...
Semoga Allah senantiasa menganugerahkan keistiqomahan pada saudara-saudara kita di Korea , demikian pula dengan kita semua yang ada di Indonesia...meski dengan medan dakwah yang berbeda...situasi beribadah yang tak sama...semoga Allah ringankan hati kita untuk saling mendoakan di kejauhan....amin

read more...

Mujahidin FM Goes To Brunei Darusslama edisi Jumat, 18 Juli 2008/ 15 Rajab 1429 H

MFM_ Around The World,
Tagline : ” Jelajahi Muka Bumi...Temukan Kebesaran Illahi... ”

Opening (”Brunei Darussalam”)
Script 1

IF yang dirahmati Allah, dimanapun anda berada, kembali hari ini kita akan melanjutkan perjalanan kita menjelajahi berbagai belahan dunia...menyaksikan geliat islam di berbagai negeri...mengambil hikmah dari berbagai kejadian yang mereka hadapi dan turut berucap syukur manakala cahaya agama Allah kian terang menderang hangatkan hati-hati saudara seakidah kita yang senantiasa istiqomah di belahan bumi manapun mereka berpijak...
IF, pada pagi hari yang berbahagia kali ini ana ingin mengajak Ikhwafillah ke sebuah negara tetangga yang cukup familiar dengan kekayaan tanahnya...sebuah negara melayu kecil yang berbagi pulau dengan negara kita di pulau kalimantan tercinta ini...yuk kita langsung saja kunjungi negeri tetangga tersebut, yang tak lain adalah Brunei Darussalam...
Brunei Darussalam adalah sebuah negara kecil yang sangat makmur di bagian utara Pulau Borneo atau Kalimantan dan berbatasan dengan Malaysia. Brunei terdiri dari dua bagian yang dipisahkan daratan Malaysia. Borneo adalah dasar nama negara ini, sebab pada zaman dahulu kala, negeri ini sangat berkuasa di pulau ini.
Brunei juga dikenal sebagai negara tua di antara kerajaan-kerajaan di tanah Melayu. Keberadaan Brunei Tua ini diperoleh berdasarkan kepada catatan Arab, China dan tradisi lisan. Dalam catatan Sejarah China dikenal dengan nama Po-li, Po-lo, Poni atau Puni dan Bunlai. Dalam catatan Arab dikenali dengan Dzabaj atau Randj.
Replika stupa yang dapat ditemukan di Pusat Sejarah Brunei menjelaskan bahwa agama Hindu-Buddha pada suatu masa dahulu pernah dianut oleh penduduk Brunei. Sebab telah menjadi kebiasaan dari para musafir agama tersebut, apabila mereka sampai di suatu tempat, mereka akan mendirikan stupa sebagai tanda serta pemberitahuan mengenai kedatangan mereka untuk mengembangkan agama tersebut di tempat itu. Replika batu nisan P'u Kung Chih Mu, batu nisan Rokayah binti Sultan Abdul Majid ibni Hasan ibni Muhammad Shah Al-Sultan, dan batu nisan Sayid Alwi Ba-Faqih (Mufaqih) pun menggambarkan mengenai kedatangan agama Islam di Brunei yang dibawa oleh musafir, pedagang dan mubaligh-mubaliqh Islam, sehingga agama Islam pun turut berpengaruh dan mendapat tempat di hati penduduk lokal maupun keluarga kerajaan Brunei.

Dont Go anywhere, IF... coz kita baru saja memulai perjalanan ini...bersama Rendra kembali kita sapa saudara sekaidah kita di Brunei setelah yg indah berikut ini...
Script 2

IF, kembali lagi bersama Rendra di 105,8 Mujahidin FM, MFM_Around The World : Jelajahi Muka Bumi…Temukan Kebesaran Illahi…
Kita lanjutkan jalan – jalan ke Bruneinya ya Ikhwah Fillah…
Ikhwafillah, yang segera terbayang dari benak kita jika mendengar perkataan Brunei Darusalam tentunya adalah nuansa ke-Islaman yang sangat kental di tengah gemilang emas hitam yang mengalir tanpa henti di negeri kecil di Kepulauan Kalimantan tersebut. Penduduk Brunei Darusalam hanya berjumlah 370 ribu orang dengan pendapatan berkapita sekitar 23,600 dollar Amerika atau sekitar 225 juta rupiah . Penduduknya : 67 persen beragama Islam, 13 persen Budha, 10 persen Kristen dan 10 persen kepercayaan lainnya.
Islam adalah agama resmi kerajaan Brunei Darusalam yang dipimpin oleh Sultan Hasanal Bolkiah. Sultan Bolkiah mengikrarkan negaranya Brunei Darusalam sebagai negara Islam-Melayu-Beraja. If.. dilihat dari sejarahnya, Brunei adalah salah satu kerajaan tertua di Asia Tenggara. Sebelum abad 16, Brunei memainkan peranan penting dalam penyebaran Islam di Wilayah Kalimantan dan Filipina. Sesudah merdeka di tahun 1984, Brunei kembali menunjukkan usaha serius untuk memulihkan nafas keislaman dalam suasana politik yang baru. Di antara langkah-langkah yang diambil ialah mendirikan lembaga-lembaga modern yang selaras dengan tuntutan Islam.
Di samping menerapkan hukum syariah dalam perundangan negara, berdiri pula Pusat Kajian Islam serta lembaga keuangan Islam. Dosen dari Universitas Brunei Darusalam, Dr Haji Awang Asbol Bin Haji Mail memberi penjelasan mengenai peran negara dalam perkembangan Islam : Di Brunei kerajaan memainkan peranan penting sebagai pusat dakwah karena negara menegakkan falsafah Islam Melayu kerajaan. Sultan Hassanal Bolkiah tak jarang mewajibkan pegawai-pegawai kerajaan untuk datang bahkan sampai menjemput mereka untuk menghadiri kegiatan keislaman seperti Maulud Nabi, Nuzul Quran dan Isra’ Mikraj.
Meskipun demikian, langkah mengembangkan Islam dalam sendi-sendi masyarakat di Brunei dilaksanakan dengan hati-hati agar proses itu berjalan seimbang. Proses pengislaman itu diatur sedemikian rupa hingga tidak memberikan dampak pada keamanan. Sesudah itu, proses tersebut ditekankan pada sisi pendidikan. Kerajaan Brunei Darusalam menegaskan bahwa proses pengembangan Islam mestilah seimbang antara kebutuhan duniawi dan Ukhrawi. Itulah sebabnya, dampak tragedy 11 September tidak begitu dirasakan di kalangan masyarakat Brunei.

Script 3
IF Rahimakumullah...Masih bersama Rendra di MFM, Around The World : ” Jelajahi Muka Bumi...Temukan Kebesaran Illahi... ”

Ikhwah Fillah… Secara umum, muslim di Brunei menganut Mazhab Syafii dalam urusan Fiqih dan ahlusunnah waljamaah di bidang akidah. Dasar ini sengaja diatur oleh negara untuk mengelakkan perbedaan pendapat yang mungkin terjadi di kalangan Muslim Brunei sekiranya pemikiran lain masuk. Sementara itu,dakwah modern yang digagas oleh aliran tarikat meraih keberhasilan di Brunei. Dan selaras dengan kedudukan Islam sebagai agama resmi negara yang menopang falsafah “ Melayu-Islam-Beraja”, kerajaan Brunei Darusalam mendirikan juga lembaga kajian Islam. Profesor Iik Arifin Mansur Noor,seorang Indonesia yang mengajar sejarah di Universitas Brunei Darusalam, menjelaskan hubungan lembaga Islam dan kerajaan, seperti sebuah kehidupan antara Bapak dan anak.
Salah satu discourse atau perdebatan yang hangat diperbincangkan di Asia Tenggara adalah mengenai Islamisation of Knowledge atau Islamisasi ilmu pengetahuan. Idenya adalah bagaimana ilmu pengetahuan yang ada dimuka bumi ini ditonjolkan segi ke Islamannya. Pandangan ini memicu perdebatan hangat karena ada yang mengatakan ilmu adalah sesuatu yang netral. Person atau individu Islamlah yang kemudian mewarnainya hingga tidak perlu lagi ada cabang ilmu seperti Sosiologi yang di Islamkan dan sebagainya.
Profesor Iik Arifin Mansur Noor, mengatakan perdebatan semacam ini juga berlangsung di Brunei. Namun yang dilakukan di Universitas Brunei Darusalam, satu satunya perguruan tinggi di Brunei adalah memastikan bahwa siswa-siswa yang belajar di Pusat Kajian Islam disana berinteraksi satu sama lain dengan mahasiswa dari fakultas lain, sehingga mereka mendapatkan pandangan yang komprehensif.
Seperti kalau kita melihat Universiti di Brunei, ada faculty of Islamic Studies namun juga mengkaji disiplin ilmu lainnya dan menjelaskan keterkaitan di antara keduanya,sedangkan yang belajar sains juga mengerti apa prinsip-prinsip Islam mengenai sains tersebut.
Dengan model pendidikan seperti ini, maka perdebatan mengenai Islamisation of Knowledge dapat dijadikan wacana yang menurut Profesor IIk Arifin Mansurnoor, seorang Indonesia yang mengajar di universitas Brunei Darusalam, akan menghasilkan seorang akademisi dan praktisi yang Islami.



Script 4
Kembali bersama ____________ di MFM , Around The World : ” Jelajahi Muka Bumi...Temukan Kebesaran Illahi... “

IF...keberhasilan ekonomi negara kecil yang kaya ini adalah suatu sinergi usaha dalam negeri dan asing, pengawalan kerajaan, kebajikan, serta tradisi kampung. Kerajaan membekali semua layanan pengobatan dan memberikan subsidi beras dan perumahan.
Ekonomi Brunei Darussalam bertumpu pada sektor minyak bumi dan gas dengan pendapatan nasional yang termasuk tinggi di dunia . Satuan mata uang Brunei adalah Dolar Brunei yang memiliki nilai sama dengan Dolar Singapura.
Selain bertumpu pada sektor minyak bumi dan gas, pemerintah Brunei mencoba melakukan diversifikasi sumber-sumber ekonomi dalam bidang perdagangan. Namun dalam waktu dekat usaha tersebut mengalami kebuntuan karena masalah internal kerajaan yang menurut sumber sumber media internasional dihabiskan untuk kepentingan pemborosan istana ketika dipegang oleh Pangeran Jeffry.
Kira-kira dua pertiga jumlah penduduk Brunei adalah orang Melayu. Kelompok etnik minoritas yang paling penting dan yang menguasai ekonomi negara ialah orang Tionghoa yang merupakan lebih kurang 15% jumlah penduduknya. Etnis-etnis ini juga menggambarkan bahasa-bahasa yang paling penting: bahasa Melayu yang merupakan bahasa resmi, serta bahasa Tionghoa. Bahasa Inggris juga dituturkan secara meluas, dan terdapat sebuah komunitas ekspatriat yang agak besar dengan sejumlah besar warganegara Britania dan Australia.
Islam ialah agama resmi Brunei, dan Sultan Brunei merupakan kepala agama negara itu. Agama-agama lain yang dianut termasuk agama Buddha (terutamanya oleh orang Tiong Hoa), agama Kristen, serta agama-agama orang asli (dalam komunitas-komunitas yang amat kecil).
Budaya Brunei seakan sama dengan budaya Melayu, dengan pengaruh kuat dari Hindu dan Islam, tetapi kelihatan lebih konservatif dibandingkan Malaysia. Penjualan dan penggunaan alkohol diharamkan. Setelah pengenalan larangan pada awal 1990-an, semua pub dan kelab malam dipaksa tutup. Wallahu’alam bishowab..
Semoga Allah senantiasa menganugerahkan keistiqomahan pada saudara-saudara kita di negeri Brunei IF, demikian pula dengan kita semua yang ada di Indonesia...meski dengan medan dakwah yang berbeda...situasi beribadah yang tak sama...semoga Allah ringankan hati kita untuk saling mendoakan di kejauhan....amin

Script 5

read more...

Mujahidin FM Goes to Holland, edisi Jumat, 15 Agustus 2008/ 13 Sya’ban 1429 H

MFM_ Around The World,
Tagline : ” Jelajahi Muka Bumi...Temukan Kebesaran Illahi... ”

Opening ” Belanda ”
IF yang dirahmati Allah, dimanapun anda berada, kembali hari ini kita akan melanjutkan perjalanan kita menjelajahi berbagai belahan dunia...menyaksikan geliat islam di berbagai negeri...mengambil hikmah dari berbagai kejadian yang mereka hadapi dan turut berucap syukur manakala cahaya agama Allah kian terang menderang hangatkan hati-hati saudara seakidah kita yang senantiasa istiqomah di belahan bumi manapun mereka berpijak...
Toyib IF, kali ini ismahuli Rendra mengajak IF berkunjung ke negara yang cukup familiar bagi penduduk negeri kita_Indonesia...negara yang akan kita kunjungi ini adalah negara yang pernah menjajah anak bangsa ini 3 ½ abad lamanya... lama banget ya IF...tak heran, kita tertinggal cukup jauh dibandingkan negara2 tetangga kita yang lain... karena selain kondisi terjajah yang membuat kita berada di bawah intimidasi dan serba sulit...mental sebagian dari kita pun perlahan terbentuk menjadi mental2 anak negeri yang telah enjoy dijajah...alias malas berfikir...cuma pandai mengekor...dan tak bergairah berinovasi...
Semoga kita semua terbebas dari sikap mental yang demikian itu ya IF...karena saat ini kita telah merdeka...maka berlakulah layaknya bangsa merdeka...dan sesungguhnya merdeka...atau hurriyah...adalah juga ciri2 dari pribadi mukmin yang mengenal Allah...
Hya, IF pasti sudah dapat menebaknya...kemana kita akan berlabuh pada pagi menjelang siang pada hari ini...kita akan menambatkan layar kita selama 1x60 menit ke negeri kincir angin: Belanda, IF...
Nah, IF...Pada kunjungan perdana kita ke sana, Rendra akan mengajak IF menjenguk geliat aktivitas intelektual muda muslim, baik pelajar muslim yang tengah melaksanakan tugas belajar di sana , atau pun warga asli negara tersebut yang juga telah cukup lama menyimpan keingintahuannya terhadap ajaran Islam...
Baiklah IF, jangan beranjak kemana-mana dulu...stay tune terus di MFM_Around The World : Jelajahi Muka Bumi…Temukan Kebesaran Illahi…We’ll be right back...
Script 1
IF, kembali lagi bersama Rendra di 105,8 Mujahidin FM, MFM_Around The World : Jelajahi Muka Bumi…Temukan Kebesaran Illahi…

IF, mengenang tragedy 11 September 2001lalu…maka kembali kita akan teringat akan reaksi dunia pada Islam kala itu…berbagai reaksi juga bermunculan dari segenap penjuru negeri kincir angin Belanda...
Enam tahun lalu, para imam masjid dan guru agama Islam terpaksa meninggalkan Belanda karena tak tahan terus-menerus didiskriminasikan.
Situs BBC melaporkan, informasi soal eksodus besar-besaran imam masjid dan guru agama Islam itu diakui Nasr Joemann dari kelompok Muslim Contactorgaan Moslims en Overheid (CMO).
Joemann mengatakan bahwa mereka yang terpaksa pindah itu memang tidak kuat lagi diperlakukan diskriminatif. Setelah keluar dari Belanda, sebagian dari mereka pindah ke Prancis, dan sebagian lainnya memilih untuk hijrah ke Spanyol.

Akibat eksodus ini,IF... sebagian masjid di beberapa kota di Belanda pun tak lagi memiliki imam. Dari 450 masjid, 180 di antaranya benar-benar dalam kondisi tidak... memiliki... imam....
Agar aktivitas masjid bisa berjalan seperti biasa, masjid-masjid yang ditinggalkan imamnya itu pun sementara dipimpin oleh imam yang tidak bersertifikat dan terkadang tidak memenuhi syarat.

Persoalan ini telah dianggap sebagai masalah krusial oleh Pemerintah Belanda. Karena itu direncanakan pada 31 Januari 2002, eksodusnya para imam masjid dan guru agama Islam ini akan dibahas Pemerintah Belanda dengan komunitas Muslim di negara tersebut. Dari pihak Pemerintah Belanda akan diwakili Menteri Imigrasi, Rita Verdonk.

Wakil Ketua Asosiasi Imam Masjid di Belanda, Muhammad Qusalah, menilai peristiwa tersebut terjadi karena salama ini Pemerintah Belanda tidak serius melindungi umat Islam dari perilaku diskriminatif. ''Situasinya sudah kritis. Di Amsterdam, di Den Hag, dan Utrecht, puluhan imam sudah meninggalkan kota tersebut,'' tuturnya kepada koran Belanda, de Telegraaf.

Dia kemudian menjelaskan perlakuan diskriminatif yang menimpa para imam masjid dan guru agama Islam itu disebabkan tuduhan bahwa mereka terlibat dengan aksi-aksi terorisme yang marak saat itu. Tentu saja tuduhan tersebut membuat mereka menjadi tidak nyaman, dan akhirnya memilih untuk pindah...

Selanjutnya, Joemann kembali menjelaskan bahwa imam-imam masjid yang meninggalkan Belanda itu umumnya pendatang dari Maroko. Selain itu, banyak juga Muslim di Belanda yang merupakan pendatang dari Turki. Namun, kata Joemann, antara Pemerintah Belanda dan Pemerintah Turki memang telah terjalin kesepakatan soal itu, sehingga imam masjid dari Turki lebih mudah didatangkan ketimbang dari Maroko.

Dia mengungkapkan, masyarakat Muslim Maroko di Belanda mengalami pembatasan yang ketat. Pihaknya mengaku telah berusaha mendesak Pemerintah Belanda untuk melonggarkan pembatasan yang dirasakannya ketat itu, namun belum direspons.


Script 2
IF Rahimakumullah...
Masih bersama Rendra di MFM, Around The World : ” Jelajahi Muka Bumi...Temukan Kebesaran Illahi... ”


Enam tahun yang lalu, komunitas Muslim di Belanda, menurut data BBC, sudah mencapai satu juta jiwa, atau sekitar 6 persen dari total jumlah penduduk Belanda. Selain karena peristiwa 11 September 2001, perlakuan tak adil terhadap Muslim di Belanda juga dipicu oleh terbunuhnya pembuat film Theo Van Gogh oleh Muslim asal Maroko bernama Muhammad Bouyeri.

Semasa hidupnya, Van Gogh memang dikenal sebagai pengkritik keras Islam. Salah satu filmnya yang berjudul Submission dianggap memicu ketersinggungan umat Islam. Film ini menggambarkan, umumnya kaum perempuan di dunia Islam itu diperlakukan tidak adil. Atas ketersinggungan itu pula, Bouyeri menusuk Van Gogh saat bersepeda siang hari di Amsterdam. ''Hukum mewajibkan saya memotong kepala siapa saja yang menghina Allah dan Nabi,'' kata Bouyeri di persidangan. Dari situlah kemudian umat Islam mengalami perlakuan tak adil.

Ketidakadilan ini tak hanya membuat umat Islam sangat dirugikan. Mereka yang terang-terangan 'berani' menyudutkan Islam pun mendapat keuntungan. Setidaknya, hal ini dibuktikan dengan terungkapnya skandal politik Ayaan Hirsi Ali, pendatang dari Somalia.

Ali masuk Belanda dengan modus meminta suaka. Dia beralasan ajaran Islam di Somalia telah membelenggu kehidupannya. Di Somalia, dia mengaku dipaksa kawin untuk memenuhi ajaran Islam. Alasan inipun diterima Pemerintah Belanda, dan Ali diberi kewarganegaraan Belanda.

Di Belanda, Hirsi Ali kemudian mengobarkan pendapat-pendapat 'miring' tentang Islam. Dia pernah menyatakan Nabi Muhammad tak lebih dari seorang tiran yang berpikiran dangkal, penyuka kekerasan yang tak akan ragu membantai siapa pun yang menghalangi jalannya.Hal ini membuat namanya kian melambung, dan akhirnya Hirsi Ali bisa masuk sebagai anggota parlemen. Namun, pada Mei 2006 perilaku busuknya terungkap. Dia terbukti memalsukan nama dan tanggal lahir untuk mendapat kewarganegaraan Belanda. Selama di Somalia, dia ternyata juga tidak pernah mengalami pengekangan. Mosi tak percaya pun ditujukan kepada Pemerintah Belanda. Namun, kelihaiannya memanfaatkan semangat memojokkan Islam yang banyak tumbuh di masyarakat Belanda membuat dia mampu meraih 'kesuksesan' dalam waktu singkat

Script 3
Nah IF, kali ini marilah sejenak kita menzoom aktivitas yang baru saja terjadi pada pertengahan Juni 2007 lalu...,

Pada tanggal 10 Juni 2007 lalu, baru saja digelar pertemuan para penerima beasiswa belajar putra – putri Indonesia di Belanda. Sungguh membanggakan IF, karena dari 200 mahasiswa , 75 persennya adalah mahasiswa Muslim dan para mahasiswinya umumnya mengenakan jilbab. Jadi IF, mayoritas dari mereka adalah muslim dari berbagai disiplin ilmu.
Alhamdulillah IF, saat ini mereka tidak mengalami kesulitan dalam menjalankan ibadah shalat lima waktu karena umumnya pada kampus-kampus di Belanda, sudah ada komunitas muslim dari berbagai negara yang mempunyai ruangan khusus untuk shalat.
Di masa sekarang ini mereka juga dapat dengan leluasa berinteraksi dengan rekan-rekan seagamanya yang berasal dari Afrika, Asia dan Eropa, untuk saling bertukar pengalaman.
Seorang mahasiswa asal Den Haag, yang berkuliah di Institute of Social Science (ISS), Iwan Mustapa, menyatakan, bahwa ia sering berdiskusi dengan rekannya, Muslimah asal Tanzania, yang bernama Shahibah, seputar aktivitas Muslim di Tanzania.
Ketua PPI Kota Den Haag, yang juga penerima beasiswa Stuned 2006/2007, Desi Indrimayutri, menyatakan betapa pentingnya menjalin kontinuitas beasiswa ini. Sebab, masyarakat muslim di Indonesia sangat membutuhkannya, sebagai sarana mewujudkan human capital.
Sebagaimana diketahui, Mahasiswa Muslim di Belanda berasal dari berbagai negara. Selain Indonesia, juga ada yang berasal dari Mesir, Tanzania, Pakistan atau Bangladesh.
Setiap shalat Jumat, masjid-masjid di seputar kampus di Belanda, selalu penuh dengan para mahasiswa ini. Sedangkan untuk mahasiswa Muslim asal Indonesia, juga mempunyai hubungan dengan Persatuan Pemuda Muslim Eropa (PPME) yang mempunyai lima cabang di Belanda, yakni Amsterdam, Den Haag, Breda, Rotterdam dan Leiden.
Para aktivis serta pengurus PPME ini sering mengundang mahasiswa Muslim untuk berdiskusi seputar isu-isu aktual, seperti masalah identitas muslim di Belanda atau masalah birokrasi Belanda. Aktivitas ini sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan para mahasiswa perantauan dalam mengenal budaya dan bahasa Belanda, dan secara tidak langsung telah turut menggairahkan dakwah Islam di negara tersebut...


Script 4
IF, kembali lagi bersama Rendra di 105,8 Mujahidin FM, MFM_Around The World : Jelajahi Muka Bumi…Temukan Kebesaran Illahi…

Di sessi kali ini, rendra ingin sekedar mengingatkan kembali IF tentang tragedi penyebaran film fitna yang sempat melukai hati umat Islam di seluruh dunia...
Namun subhanallah, ternyata hujatan yang terkandung dalam film Fitna, terbukti tak menyurutkan keyakinan umat Islam, bahkan memancing keingintahuan warga non muslim untuk mengetahui lebih jauh tentang agama yang berprinsip rahmat'an lil alamin' ini.
Ini terbukti dari sejumlah sumber di Belanda yang mengatakan perpustakaan Belanda, kala itu mendapat kunjungan luar biasa dari warga yang membeli buku-buku tentang Islam.
Orang-orang Belanda tersebut membeli dalam jumlah besar mushaf-mushaf elektronik yang diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda, sehingga hampir habis di pasar dalam dua hari. Bahkan 3 orang Belanda menyatakan masuk Islam dalam seminggu ini!
Berbagai pihak di negeri kincir angin itu, menyambut baik reaksi dingin kalangan komunitas Islam di Belanda dan sikap bijaksana yang diambil generasi kedua umat Islam yang hidup di negara Eropa itu.
Hal ini menjadikan kasus yang menimpa mereka pasca ditampilkannya film 'Fitna' yang dibuat seorang anggota parlemen Belanda bernama Geert Wilders, mendapat simpati besar dari masyarakat.
Semoga Allah senantiasa menganugerahkan keistiqomahan pada saudara-saudara kita di Belanda , demikian pula dengan kita semua yang ada di Indonesia...meski dengan medan dakwah yang berbeda...situasi beribadah yang tak sama...semoga Allah ringankan hati kita untuk saling mendoakan di kejauhan....amin

Script 5
Closing

read more...

Mujahdin FM Goes To Aljazair, edisi Jumat, 29 Agustus 2008/ 27 sya’ban 1429 H

Tagline : ” Jelajahi Muka Bumi...Temukan Kebesaran Illahi... ”

Opening (”Aljazair ”)
Script 1
IF yang dirahmati Allah, dimanapun anda berada, kembali hari ini kita akan melanjutkan perjalanan kita menjelajahi berbagai belahan dunia...menyaksikan geliat islam di berbagai negeri...mengambil hikmah dari berbagai kejadian yang mereka hadapi dan turut berucap syukur manakala cahaya agama Allah kian terang menderang hangatkan hati-hati saudara seakidah kita yang senantiasa istiqomah di belahan bumi manapun mereka berpijak...
IF, pada pagi hari yang berbahagia kali ini rendra ingin mengajak Ikhwafillah ke sebuah negara di belahan bumi Afrika. Yak, Satu jam ke depan kita akan menjelajahi dinamika negeri besar ini...menapaktilasi sejarah dan perkembangan geliat Islam bertahun – tahun yang lalu di negara itu...

Mayoritas penduduk Aljazair beragama Islam. Dari sejarahnya, agama tersebut masuk ke Aljazair pada masa Khulafaur Rasyidin sekitar abad ke-7. Kemudian Islam makin punya pengaruh kuat saat kawasan itu berada di bawah kekuasaan Turki Ottoman hingga abad ke-19. Tak mengherankan jika Islam menjadi agama yang dianut 99 persen penduduk Aljazair kini.
Bangsa pengembara Barbar diperkirakan menjadi penduduk asli negara dengan wilayah seluas 2,4 juta km persegi itu sejak tahun 3.000 SM. Namun sistem kekuasaan pertama di sana, Kerajaan Kartago, dibangun oleh orang-orang Funisia pada tahun 1.000 SM dan bertahan selama ratusan tahun, sebelum akhirnya diruntuhkan oleh serangan pasukan Romawi pada tahun 146 SM. Setelah kejatuhan Romawi, Aljazair seperti kawasan Afrika Utara lainnya, berada di bawah pengaruh barat yang kuat.
Mulai tahun 1830, Aljazair menjadi jajahan Prancis hingga merdeka pada 3 Juli 1962. Setahun kemudian, Bella terpilih sebagai presiden hingga dua tahun kemudian digulingkan Boumedienne.
Setelah berkuasa 16 tahun, Boumedienne meninggal karena sakit. Posisinya digantikan oleh Sekjen Front Pembebasan Nasional (FLN), satu-satunya partai di Aljazair bentukan Boumedienne, Chadli Benjedid. Benjedid melakukan reorientasi perekonomian dari industrialisasi yang sentralistis ke pertanian. Benjedid membebaskan Bella yang selama 14 tahun ditahan oleh pendahulunya.
Pada masa pemerintahan Benjedid pecah pemberontakan rakyat. FLN ditentang di mana-mana. Benjedid terpaksa menggelar pemilu multipartai untuk pertama kalinya pada 20 Juni 1990. Diluar dugaan, partai Front Penyelamat Islam (FIS) memenangkan 54 persen suara, sementara FLN hanya 28 persen. Kegagalam FLN dalam pemilu memaksa Benjedid mengundurkan diri. Secara sepihak, hasil pemilu dibatalkan. Para tokoh FIS pun ditahan.
Dengan alasan keamanan negara, kekuasaan diambil alih Badan Penasehat Presiden (HCS) yang menunjuk Mohammed Boudiaf sebagai presiden baru. Namun, Boudiaf tewas di tengah perundingan damai dengan FIS. FLN tampil lagi sebagai partai berkuasa. Saat ini Aljazair dipimpin Presiden Abdelaziz Bouteflika dan kepala pemerintahan dijalankan PM Ali Benflis.
Meski kerap dirundung pertikaian, Aljazair punya pengaruh diplomasi kuat di kawasan tersebut. Ia pernah diminta Iran menjadi negosiator dengan Amerika Serikat dalam kasus penyanderaan 52 warga AS di Iran pada 1980. Aljazair juga dikenal sebagai pendukung kemerdekaan bangsa-bangsa, termasuk Palestina.
Wilayah Aljazair meliputi dataran rendah, pegunungan, dan gurun sahara di selatan, yang meliputi 85 persen dari keseluruhan wilayah. Penduduknya mencapai 30 juta jiwa. Negara yang beribukota Aljeria ini, berbatasan dengan Laut Mediterania di utara, Mali, dan Nigeria di selatan, Maroko di Barat serta Tunisia dan Libya di Timur.
Kuatnya pengaruh kolonialisme Prancis terlihat dari bahasa Prancis yang menjadi pengantar selain bahasa Arab. Aspek sosial dan budaya juga memperoleh pengaruh kuat dari Prancis, selain Islam. Sastrawan Prancis terkemuka peraih nobel, Albert Camus, juga dilahirkan di Aljazair.



Script 2
IF, kembali lagi bersama Rendra di 105,8 Mujahidin FM, MFM_Around The World : Jelajahi Muka Bumi…Temukan Kebesaran Illahi…

Ikhwah Fillah, Seperti yang ane sebutkan di awal tadi agama Islam merupakan agama mayoritas yang dipeluk penduduk di negara Aljazair. Lebih jauh dari itu, bahkan Islam telah menjadi acuan dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat. Di samping itu, Islam juga memberikan identitas kultural dan orientasi sikap.
Sejak zaman revolusi, rezim yang berkuasa ingin membangun sebuah negara sosialis Islam Arab dan secara ketat mengawasi kehidupan beragama. Begitu mendarat di Aljazair, bangsa Prancis langsung berupaya mengeliminir budaya Islam dalam masyarakat Aljazair. Padahal berdasarkan hukum Islam, tidak dibenarkan kaum non-muslim menguasai kehidupan umat Islam dalam waktu permanen.
Departemen agama Aljazair dengan penuh semangat mengawasi langsung sekitar 5.000 bangunan masjid di seluruh negara hingga pertengahan tahun 1980. Para imam masjid diberi pelatihan, diangkat, dan digaji oleh negara. Setiap tema khutbah Jumat juga ditentukan oleh pemerintah. Selain itu, pemerintah menyediakan sarana pendidikan dan pelatihan agama di sekolah-sekolah, mendirikan universitas, dan institut agama Islam.
Rupanya hal tersebut tidak memuaskan sebagian kalangan. Pada awal tahun 1964 terbentuklah kelompok gerakan Islam bernama Al-Qiyam, yang merupakan embrio dari Front Penyelamat Islam (Islamic Salvation Front) yang muncul tahun 1990-an. Al-Qiyam menuntut dominasi Islam secara luas di Aljazair baik pada sistem hukum dan perpolitikan negara, dan menentang praktik budaya barat yang tumbuh di masyarakat.
Meskipun kegiatan kelompok Islam ini tidak bertahan lama, namun fenomena ini muncul kembali di sepanjang tahun 70-an dengan nama organisasi berbeda. Gerakan tersebut berbenih di kampus-kampus sebagai penekan terhadap pemerintah dan penyeimbang dari kelompok mahasiswa sayap kiri.
Dekade 80-an gerakan ini semakin bertambah kuat. Pada masa inilah bentrokan berdarah pertama kali terjadi di kampus Ben Aknoun-Universitas Aljazair, tepatnya bulan November 1982. Sejak saat itulah pertikaian dan bentrokan selalu berlangsung hampir di semua provinsi secara intensif sepanjang tahun 80-an dan awal 1990.
Perkembangan Islam menjadi faktor yang sangat berdampak pada masyarakat Aljazair. Banyak kaum wanitanya mulai menggunakan cadar, beberapa karena memang semakin kuat keimanannya dan sebagian lagi lantaran untuk menghindari kekerasan di jalanan, kampus, dan tempat kerja. Pemeluk Islam pun sebisa mungkin menghindari bentuk kehidupan keluarga yang liberal sebagai jawaban atas tekanan dari kelompok feminis dan simpatisannya.
Kelompok gerekan Islam pada akhirnya menjelma menjadi semacam elemen oposisi bagi pemerintah. Meski Islam adalah ujung tombak perlawanan terhadap kolonial Prancis, tetapi kenyataannya setelah merdeka, pemerintah justru mengawasi dengan sangat ketat kegiatan agama ini melalui Departemen Agama dan Dewan Islam Tertinggi.


Script 3
IF Rahimakumullah...Masih bersama Rendra di MFM, Around The World : ” Jelajahi Muka Bumi...Temukan Kebesaran Illahi... ”

Ketika pecah revolusi Iran tahun 1979, di Aljazair para kaum mudanya semakin bergiat di masjid-masjid tanpa campur tangan pemerintah. Pada setiap kesempatan khutbah, para imam masjid yang tidak menginginkan gaji dari pemerintah, lantang menyuarakan dihentikannya praktik korupsi serta kesenjangan antara kaum miskin dan kaya.
Gerakan perlawanan dari kelompok Islam kian intensif pada tahun 80-an. Tuntunannya antara lain agar masyarakat meninggalkan budaya barat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam, mempertanyakan legitimasi ajaran Marxis oleh pemerintah Aljazair dan menuntut pembentukan Republik Islam dengan Alquran sebagai sumber hukum negara.
Setelah terjadinya konfrontasi berdarah antara penganut aliran Marxis dan demonstrator Islam, pemerintah sekonyong-konyong menangkapi mahasiswa, imam, dan kaum intelektual dengan tuduhan subversif dan terkait kelompok Gerakan Islam Aljazair pimpinan Mustapha Bouyali. Sementara Bouyali sendiri tetap memimpin perlawanan gerilya yang banyak terlibat kontak senjata antara tentara pemerintah. Dia tewas pada sekitar awal tahun 1987 dan kelompoknya bubar.
Sewaktu rezim pemerintahan Benjedid melakukan reformasi politik dan mengikutsertakan partisipasi publik, partai Front Penyelamat Islam (FIS) terbentuk tahun 1989 sebagai unsur utama gerakan Islam. Dalam waktu singkat, FIS berhasil memenangkan Pemilu di tingkat lokal, terutama di daerah-daerah kaum pekerja di Algir (ibukota Aljazair) serta di kota-kota lain.
Para pemimpin FIS menjadi unsur pimpinan politik yang punya legitimasi. Akan tetapi, pemerintah lantas membatalkan hasil pemilu tadi dan langsung membekukan FIS pada tahun 1992. Ratusan petinggi FIS dan anggotanya ditangkap dibawah undang-undang darurat negara.
Usai pembekuan aktivitas FIS tersebut, beragam perlawanan dan organisasi Islam bermunculan. Beberapa di antaranya bahkan melakukan gerakan bersenjata dengan target kantor polisi, gedung pengadilan, gedung pemerintah, serta pejabat sipil dan militer.
Salah satu kelompok yang mengadakan gerakan bersenjata adalah Al Takfir wal Hijra. Beranggotakan sekitar 500 orang veteran perang Afganistan, mereka menggelar aksi gerilya kota menyerang kantor polisi dan tangsi tentara. Tujuannya selain merebut senjata juga untuk membuktikan bahwa pemerintah gagal mewujudkan stabilitas keamanan.
Aksi ini akhirnya membuat pemerintah bertindak keras. Sebanyak 9 ribu orang, sebagian besar anggota parlemen FIS di tingkat provinsi, ditangkap dan dimasukkan ke kamp di gurun Sahara pada musim semi tahun 1992 lalu.
Kendati pemerintah mengumumkan telah berhasil menetralisir kelompok perlawanan, akan tetapi di beberapa bagian negara masih berlangsung kontak senjata. Pemerintah pun kembali melakukan sweeping dan menahan sebanyak 30 ribu personel polisi dan militer yang diduga terkait dengan FIS, dan juga menerapkan pengawasan ketat pada penduduk Aljazair.
Banyak pemimpin FIS yang terpaksa mengungsi ke luar negeri, terutama ke Prancis. Di sana mereka tetap mencoba merekrut anggota baru dan mengumpulkan dana bagi gerakan perlawanan. Kebanyakan simpatisan FIS di luar negeri adalah para mahasiswa Aljazair
.
Script 4
Kembali bersama Rendra di MFM, Around The World : ” Jelajahi Muka Bumi...Temukan Kebesaran Illahi... “ di sessi kali ini, sesaat kita jenguk suasana Ramadhan Aljazair tahun lalu ya IF..


Pada saat bulan Ramadhan, pasti kita menjumpai makanan-makanan khas yang tidak kita temukan di bulan-bulan lain. Setiap tempat, pasti memiliki makanan khas sendiri-sendiri. Di Indonesia, makanan khas yang umum sebut saja kolak. Nah, di Aljazair, makanan khas bulan Ramadhannya adalah aneka manisan.

Tapi jangan salah, manisan di Aljazair tidak seperti manisan yang ada di Indonesia. Yang disebut manisan di Aljazair bentuknya lebih mirip kue-kue pastry atau pancake. Jenis-jenis manisan yang banyak di jual di Aljazair antara lain Zalabya-bentuknya seperti donat dan paling digemari, Baklava (puff pastry), Qalb al-louz (pastry dengan bahan almond) dan Qatayef (pancake yang dilipat).

Di bulan Ramadhan tahun 1428 H, harga manisan di Aljazair meroket akibat kenaikan harga tepung dan gula. Meski demikian, masyarakat Aljazair yang membeli manisan tetap antri. Kala itu harga sekilo Zalabya mencapai 200 dinar Aljazair atau sekitar 2, 5 dollar. Sedangkan pada tahun lalunya lagi, harganya hanya 150 dinar.

Ada dua jenis Zalabya yang bersaing di pasaran, yaitu Zalabya ala Tunisia dan Zalabya ala Aljazair yang bernama Boufarik Zalabya, yang diambil dari nama kota, terletak sekitar 35 kilometer dari ibukota Aljazair. Menurut warga kota Boufarik, di kota itu hanya ada tiga keluarga yang membuat Zalabya.

Selain manisan, kurma juga menjadi makanan yang banyak diminati di bulan Ramadhan. Sama hal dengan manisan, harga kurma di Aljazair cukup tinggi pada bulan Ramadhan lalu. Jika tahun sebelumnya harganya hanya 150 dinar per kilo, maka di 1428 H lalu mencapai 300 dinar per kilo.

Di tahun 1428 H, Arab Saudi membentuk sebuah tim untuk melindungi para konsumen dari kenaikan harga-harga selama bulan Ramadhan. Bagaimana dengan Indonesia?


Wallahu’alam bishowab..
Semoga Allah senantiasa menganugerahkan keistiqomahan pada saudara-saudara kita di negeri Aljazair IF, demikian pula dengan kita semua yang ada di Indonesia...meski dengan medan dakwah yang berbeda...situasi beribadah yang tak sama...semoga Allah ringankan hati kita untuk saling mendoakan di kejauhan....amin

read more...

Mujahidin FM Goes to Japan_ edisi Jumat, 08 Agustus 2008/ 06 Sya’ban 1429 H ,

Tagline : ” Jelajahi Muka Bumi...Temukan Kebesaran Illahi... ”
Opening (Jepang )

Script 1
IF yang dirahmati Allah, dimanapun anda berada, kembali hari ini kita akan melanjutkan perjalanan kita menjelajahi berbagai belahan dunia...menyaksikan geliat islam di berbagai negeri...mengambil hikmah dari berbagai kejadian yang mereka hadapi dan turut berucap syukur manakala cahaya agama Allah kian terang menderang hangatkan hati-hati saudara seakidah kita yang senantiasa istiqomah di belahan bumi manapun mereka berpijak...

Thoyib ikhwafillah, kita akan mengawali jalan-jalan kita pagi hari ini menuju negara yang terkenal dengan sebutan ' NEGARA MATAHARI TERBIT', tepat sekali ikhwafillah...Jepang adalah negara yang akan kita kunjungi bersama pagi ini...
Ada apa dengan Jepang ikhwafillah....?
Komunitas Jepang modern saat ini lebih berorientasi pada pekerjaan dan sangat materialistis. Konsep keluarga tradisional Jepang semakin lemah di tengah dunia modern yang mengacu pada faktor sosial dan ekonomik.
Modernitas, ketertarikan akan mode ala Barat, gaya hidup, dan sederet pemicu lainnya di samping alasan ekonomi telah menjadi lokomotif utama perubahan nilai sosial dan budaya masyarakat Jepang.

Bukan hanya gaya hidup, kepercayaan mereka terhadap agama pun berkurang drastis. Dari memeluk Shinto atau Budha yang taat, kini hanya sedikit dari mereka yang melakukan ritual keagamaan. Bahkan satu survei resmi menyatakan, hanya ada satu dari empat orang Jepang yang percaya terhadap agama.

Terlepas dari ketidakpercayaan terhadap agama, masyarakat Jepang masih mempertahankan agama dan ritualnya sebagai tradisi ribuan tahun. Karenanya, tak heran kalau mereka memiliki pola hubungan yang unik dengan agama mereka. Hal-hal yang berkaitan dengan agama hanya dilakukan pada saat-saat tertentu, seperti kelahiran, pernikahan, dan kematian. Di luar itu, pada umumnya orang Jepang tidak terlalu religius. Ritual yang mereka lakukan di kuil-kuil hanya dilakukan sebagai formalitas dan upaya untuk mencari kedamaian saja.

Kehadiran Islam dan apa yang diajarkannya memberikan pencerahan baru bagi mereka yang merasakan beban hidup sedemikian beratnya. Sayangnya, masih ada pemikiran salah tentang Islam yang berkembang di kalangan orang Jepang. Mereka menganggap bahwa Islam adalah agama aneh yang hidup di negara yang belum berkembang.

Pemikiran ini muncul seiring dengan arus Westernisasi. Hal ini semakin diperparah dengan banyaknya penyebaran informasi yang salah kaprah, misalnya beberapa tahun lalu salah seorang penulis terkenal di Jepang menyebut Islam tak beda dengan kepercayaan penyembah matahari.

Namun, meski masih banyak kesalahpahaman tentang Islam, seiring waktu perkembangan informasi dan pertambahan jumlah pemeluk agama Islam terus meningkat. Banyak orang Jepang percaya saat ini dan di masa yang akan datang Agama Islam akan lebih diterima lagi di Jepang. Meski belum ada angka pasti, namun diperkirakan Islam akan berkembang signifikan di negeri sakura ini.
Hal ini terutama mengacu kepada banyaknya perkawinan campur antara muslim dan non muslim asal Jepang.

Selain itu ada juga penambahan angka cukup signifikan lewat banyaknya mahasiswa Jepang yang memilih belajar di universitas di negara-negara Arab.
Banyak juga siswa di universitas di Jepang yang membentuk komunitas diskusi formal skala kecil untuk membicarakan soal agama. Ini sangat berguna terutama mengingat masih sedikitnya komunitas muslim yang bergerak untuk memfasilitasi dan memberikan pemahaman lebih baik tentang kepercayaan Islam.

Selain itu ada juga komunitas pendatang Muslim yang memberikan kontribusi besar dalam memelihara solidaritas di kalangan muslim Jepang. Pusat pengembangan Islam di Jepang juga merupakan salah satu fasilitator terbaik bagi komunitas Muslim. Melalui dialog, seminar dan konferensi, tempat ini membantu para Muslim mempromosikan pemahaman akan Islam yang lebih baik lagi di Jepang. Semua pendekatan ini diharapkan bisa memberikan pengaruh bagi kehidupan beragama masyarakat Jepang beberapa waktu ke depan.


Script 2 : Islamic Boom di Jepang

Persentuhan Islam dengan masyarakat Jepang bisa dikatakan relatif baru. Perkenalan masyarakat Jepang dengan Islam diperkirakan baru dimulai pada akhir abad ke-19. Pengetahuan pertama tentang Islam dan penganutnya di kalangan masyarakat Jepang dimulai lewat adanya terjemahan tentang aktivitas nabi Muhammad SAW ke dalam bahasa Jepang. Hubungan lebih lanjut terjalin ketika pemerintah Jepang menjalin aliansi perdagangan bersama pemerintah Turki. Lewat asosiasi ini, terjalin lebih erat kontak antara dua peradaban.

Mengacu kepada sejarah Jepang, Muslim Jepang pertama yang diketahui bernama Mitsutaro Takaoka, yang memeluk Islam pada tahun 1909. Usai melakukan ibadah haji, Takaoka mengganti namanya menjadi Omar Yamaoka. Selain Yamaoka, Muslim pertama Jepang lainnya adalah Bumpachiro Ariga. Lewat perjalanan dagangnya ke India, dan pertemuannya dengan komunitas Muslim di sana, ia pun menjadi seorang Muslim dan mengganti namanya menjadi Ahmad Ariga.

Beberapa waktu kemudian, penyebaran Islam dan perkembangannya di Jepang pertama kali terwujud melalui komunitas Muslim Asia Tengah. Saat itu perang dunia pertama baru saja pecah, dan banyak pendatang muslim dari Turkmenistan, Uzbekistan, Tajikistan, Kurgystan, dan Kazakhstan yang menjadi pengungsi di Jepang.

Hanya beberapa saat setelah kedatangan mereka, banyak orang Jepang yang memeluk agama Islam. Mereka tertarik menjadi seorang Muslim setelah setelah mereka melihat betapa mengesankan dan menariknya sikap yang ditampakkan oleh muslim dari negara-negara pecahan Soviet ini. Komunitas ini pulalah yang mendirikan masjid pertama di Jepang yaitu di Kobe pada tahun 1935.

Menyusul periode perang dunia kedua, banyak hal yang dilakukan komunitas ini untuk menginformasikan tentang Islam dan komunitas muslim kepada orang Jepang, utamanya mereka yang bekerja sebagai tentara. Inilah periode boomingnya Islam pertama kali di Jepang.


Selama periode ini, Islam berkembang pesat melalui organisasi dan penelitian-penelitian. Disebutkan, selama periode ini tak kurang dari 100 buku dan jurnal tentang Islam diterbitkan. Namun usai perang dunia kedua, usai pulalah penyebaran Islam di negara ini.


Script 3

IF Rahimakumullah...
Masih bersama Rendra di MFM, Around The World : ”Jelajahi Muka Bumi, Temukan Kebesaran Illahi... ”


Organisasi Islam pertama yang didirikan adalah The Japan Muslim Association pada tahun 1952. Tujuannya adalah untuk menyebarkan Islam di Jepang. Dakwah Islam bertambah semarak setelah perang kemerdekaan melalui hubungan pertukaran diplomatik, ekonomi dan kebudayaan. Diperkirakan di seluruh Jepang kini terdapat 50 Islamic center dengan pusat aktivitas dakwah bertempat di Tokyo.
Selain pembangunan masjid sebagai pusat aktivitas ibadah dan sosial, tugas penerjemahan Alquran juga mempunyai sejarah yang panjang. Antara tahun 1920-1970 terdapat lima terjemahan Kitab Suci ini ke dalam bahasa Jepang. Menurut Abu Bakar Morimoto, terjemahan pertama diterbitkan pada tahun 1920 dalam dua jilid yang dilakukan oleh Keuiche Sakamoto, seorang sarjana non-Muslim dari Universitas Tokyo.
Akhirnya pada tahun 1957, Alquran diterjemahkan secara langsung dari bahasa Arab oleh Toshihiko Izutsu, seorang sarjana keislaman yang fasih berbahasa Arab baik dengan lisan maupun tulisan. Selain itu, beliau juga banyak menulis karya-karya lain berkaitan dengan isu keislaman, seperti God and Man in the Qur'an: Semantics of Qur'anic Weltanschauung, Ethico-Religious Concepts in the Qur'an, dan The Concept of Belief in Islamic Theology. Ketiga buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh penerbit Tiara Wacana.
Sarjana Jepang lain yang cemerlang adalah Sachiko Murata, yang menulis The Tao of Islam: A Sourcebook on Gender Relationship in Islamic Thought. Buku ini mencoba menguraikan pemikiran Islam tentang hakikat hubungan Tuhan dan alam semesta, alam semesta dan manusia, serta manusia dan Tuhan.


Script 4 :

Kembali bersama Rendra di Mujahidin FM, Around The World : ” Jelajahi Muka Bumi...Temukan Kebesaran Illahi... “


Ikhwafillah, masih bersama Rendra bersilaturahim ke negeri Jepang...salah satu negara di benua Asia yang berkembang pesat mensejajarkan diri dengan negara-negara maju lainnya di belahan dunia...

Well ikhwafillah, mari lebih dekat kita dengarkan penuturan salah seorang ukhti muslimah kita yang asli berketurunan Jepang berikut ini....
''Saya menemukan kepuasan luar biasa dan kedamaian setiap kali saya datang dan beribadah di masjid,'' ujar Michiko, sebelumnya ia adalah penganut Buddha namun menjalankan ritual Kristen dalam kesehariannya.

Subhanallah ikhwafillah...di belahan bumi yang berbeda...mereka bersujud bersama kita...menghadap pada kiblat yang sama dengan hati yang senantiasa mengharap keridhoan Allah SWT...

Apa yang membawa Michiko terpanggil menjalankan ajaran islam....dan ternyata : Al Quran adalah jawabannya....
Al Quran telah menjadi penuntun jalannya menuju Islam...dan kini telah pula menjadi panduan hidupnya dalam berislam. Setelah melalui proses pencarian panjang, ia menemukan apa yang ia baca dalam Kitab Suci itu memiliki efek menenangkan bagi jiwanya. Di sebuah masjid, bersama tiga wanita lainnya, ia duduk dengan penuh khidmat mendengarkan alunan ayat suci yang dibawakan seorang imigran asal Turki. Menggunakan scarf menutup rapi kepalanya, ketiganya meresapi ayat demi ayat yang dibacakan.

Subhanallah ikhwafillah... di sana... ada mereka, yang turut merasakan hangatnya cahaya Islam menerangi jalan menuju keselamatan dunia serta akhirat...

Umumnya, mereka menyatakan ketertarikannya kepada Islam karena pesan damai yang diusung Islam.

Sungguh berbeda dengan penggambaran yang salah selama ini atas apa yang diidentikkan atas Islam, seperti cinta kekerasan dan mengajarkan terorisme, wanita Jepang ini justru menyebut Islam sebagai pembawa kedamaian. Michiko bahkan menggambarkan pesan kedamaian dalam Islam hampir dekat dengan pesan kedamaian yang dibawa agama Buddha yang diikuti oleh hampir 80 persen orang Jepang.

Maha suci Allah yang telah memberikan hidayahnya bagi siapa yang Ia kehendaki...

Semoga Allah senantiasa menganugerahkan keistiqomahan pada saudara-saudara kita di Jepang , demikian pula dengan kita semua yang ada di Indonesia...meski dengan medan dakwah yang berbeda...situasi beribadah yang tak sama...semoga Allah ringankan hati kita untuk saling mendoakan di kejauhan....amin

read more...

Selasa, Februari 10, 2009

Mesir Negeri Yang Sangat Unik



Ada sebuah fenomena menarik yang penulis lihat selama menimba ilmu di negeri Kinanah, Mesir. Anak-anak di negeri ini yang telah berusia 7 sampai 10 tahun rata-rata sudah hafal Al-Quran 30 Juz.

Sangat berbeda dengan kebanyakan masyarakat kita, yang terkadang sudah berumur, tapi belum juga bisa membaca Al-Quran dengan baik. Mungkin karena orang Mesir adalah orang Arab, sehingga cepat dan kuat hafalannya. Apalagi bahasa sehari-hari mereka adalah bahasa Arab yang merupakan bahasa Al-Quran.

Namun walapun demikian, kita sepertinya perlu mengetahui metode penduduk Mesir dalam mendidik anaknya untuk menghafal Al-Quran. Dengan begitu kita bisa mengambil pelajaran dari mereka. Bukan hanya bagaimana proses dalam menghafal Al-Quran, tetapi juga kita akan melihat sisi kehidupan mereka yang unik dan berbeda dengan kebiasaan kita di Indonesia. Pastinya kita berupaya mencontoh sisi yang positif, sebab kalau mencari kekurangan, seluruh bangsa di dunia ini tentu juga memiliki kekurangan.

Berikut penulis jabarkan hal-hal positif apa saja yang perlu kita contoh dari penduduk di negeri para nabi ini :


a. Dididik secara dewasa.

Orang tua di Mesir umumnya berbicara dengan anak-anak mereka tidak dengan bermanja-manja. Artinya mereka berbicara kepada anak kecil layaknya berbicara dengan orang dewasa.

Kalau salah, ditegur dengan cara dewasa. Setelah penulis amati, metode seperti ini ternyata menjadikan anak mereka tampil berani dan tidak minder. Oleh karena itu tidak heran jika anak-anak Mesir begitu melihat orang asing di negerinya, mereka tak sungkan-sungkan untuk mendekat tanpa rasa minder, bahkan mereka suka mengajak ngobrol.

Pemandangan seperti ini yang jarang penulis temukan ketika di tanah air. Anak kecil di daerah tempat tinggal penulis misalnya, seringnya mereka merasa minder dan takut bila melihat ada orang asing dari negara lain ke datang kampungnya. Walaupun di satu sisi, metode seperti ini juga ada dampak negatifnya.

Diantaranya anak-anak Mesir dengan keberaniannya menjadi sedikit nakal. Namun kenakalan mereka, menurut hemat penulis masih dalam batas kewajaran. Selama yang dilakukannya adalah hal-hal yang boleh, walaupun terkesan kurang sopan—terutama bila dilihat dari sisi pandang warga Indonesia yang kaya dengan tata kramanya—mereka akan dibiarkan saja oleh orang tuanya.

Tetapi kalau sudah melewati batas, dalam artian nakalnya si anak sampai berbuah kesalahan atau melakukan dosa, maka akan keluar semua sikap tegasnya sang orang tua. Kadang gak tanggung-tanggung, mereka memukul anak kecil seperti memukul orang dewasa, sampai-sampai kita tidak tega melihatnya. Dan semakin si anak bertambah nangisnya, pukulan yang didapat juga semakin keras. Sehingga si anak tidak berani berlama-lama menangis, dahsyatkan!

b. Dididik terbuka

Meskipun dididik dengan tegas, para orang tua di Mesir juga sangat terbuka dengan anak-anaknya. Mereka berinteraksi dengan anak layaknya berinteraksi dengan sahabat. Mereka ngobrol bareng, saling bertukar pikiran dan saling bertanya. Bahkan ada sebagian keluarga yang sengaja setiap dua minggu atau sebulan sekali mereka berlibur ke tempat wisata. Di sanalah mereka saling curhat. Mengajak anaknya bermusyawarah, meminta pendapatnya dan seterusnya. Meminta apa yang perlu dijadikan masukan untuk orang tuanya, dan apa yang perlu orang tua kritik demi kebaikan si anak.

Namun pembicaraan mereka tentunya sebatas pembahsan ringan yang sudah dimengerti oleh putra-putrinya. Dalam hal ini orang tua memberikan pelajaran hidup, memberikan jawaban mengapa mereka menyuruh, melarang atau terkadang memukul sang anak. Itulah yang mungkin menjadikan mereka sangat akrab dengan ibu bapaknya.

c. Memberikan waktu khusus untuk bercengkrama dan bermain dengan anak-anaknya.

Walaupun mereka dididik dewasa, mereka tetaplah seorang anak. Mereka butuh waktu untuk bermain dan bersenang-senang, butuh waktu untuk mendengar cerita kepahlawanan dari orang tuanya, butuh perhatian khusus dari orang tua. Hal seperti ini juga menjadikan anak-anak itu sangat dekat dengan orang tua mereka. Walaupun orang tua kadang kasar, tapi anak-anak kecil itu sangat mencintai orang tuanya.

Dari sini penulis melihat ada satu hal yang unik. Kalau anak-anak di Mesir diperingati cukup keras oleh orang tuanya, mereka menangis sambil berusaha memeluk kaki ibu atau ayahnya, meminta agar dikasihani dan jangan dipukul. Berbeda mungkin dengan anak-anak di Indonesia yang kalau diperingati agak keras oleh kedua orang tuanya, mereka justru semakin menjauh, bahkan kalau sudah nekat, bisa-bisa malah kabur dari rumah. Hebatkan!!??

Nah, setelah marah sang orang tua mereda, sang Ayah atau Ibu pun langsung mendatangi si anak dan memeluknya dengan erat, kemudian menasehatinya agar jangan mengulangi kesalahannya, memberitahukan alasan-alasan mengapa kesalahan itu tidak boleh dilakukan. Anak kemudian mengerti dan memeluk orang tuanya serta melupakan apa yang telah terjadi. Mereka mengerti bahwa pukulan itu bukan karena benci tetapi karena kasih sayang dan cinta orang tua kepada dirinya.

Sikap seperti inilah yang penulis amati membentuk pribadi mereka menjadi tak suka mendendam. Hal yang sangat dikagumi dari orang Mesir adalah ketika mereka tidak bisa menyimpan rasa dendam. Artinya, kalau ada yang dirasa tak cocok, ia sampaikan di saat itu juga, kalau ia marah, maka ketika itu juga kemarahannya akan diluapkan sejadi-jadinya. Biasanya mereka lampiaskan dengan teriakan yang keras, sehingga mengundang perhatian orang sekelililngnya, tapi jarang sekali mereka sampai adu pukul, paling hanya saling dorong dan berteriak keras.

Setelah dilerai oleh orang sekelilingnya dan disuruh bershalawat, mereka akan berhenti berteriak. Dan keesokan harinya ketika mereka kembali bertemu, mereka seakan sudah lupa dengan pertengkaran yang terjadi sehari sebelumnya. Mungkin kalau di kita, dendam terkadang bisa berlanjut sampai tujuh turunan. Lalu, bagaimana kira-kira cara mereka mendidik keluarganya dalam berinteraksi dengan al Quran? Bersambung... (sn/lhm)
sumber : eramuslim

read more...

Rabu, Februari 04, 2009

Beda Abbas dan Haniyah

Banyak perbedaan yang mencolok dari kedua tokoh ini. Sebagai sesama orang Palestina kedua tokoh ini berbeda jalan dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina.

Seperti pendahulunya Yasir Arafat, Mahmud Abbas lebih memilih jalan 'damai' dengan Zionis Israel yang jelas-jelas dan nyata merampok negeri Palestina. Bagi Abbas dan PLO nya - lebih baik sedikit daripada tidak sama sekali untuk mendapatkan tanah Palestina. Maka jalan diplomasi, perundingan dan perjanjian damai dengan pihak Israel lebih sering dilakukan oleh Abbas dan PLO. (Baca Siapa sebenarnya Mahmud Abbas?)

Berbeda dengan Abbas, Ismail Haniyah yang merupakan pemimpin Hamas dan juga merupakan Perdana Mentri yang resmi dipilih oleh rakyat Palestina - lebih memilih jalan 'perang' dengan Zionis Israel. Roket-roket dari brigade Izzuddin Al-Qassam yang merupakan sayap militer Hamas secara rutin meluncur ke kawasan Israel.

Gambar-gambar dibawah ini akan memperjelas perbedaan mencolok antara kedua tokoh tersebut :







Abbas lebih suka cipika cipiki dengan Condileeza Rice yang bukan mahramnya.







Haniyah lebih memilih memeluk dan mencium anak Palestina.








Abbas malah memeluk tentara Zionis Israel yang telah nyata membantai rakyat Palestina.








Mencium Hajar Aswad lebih mulia daripada memeluk dan mencium pipi tentara teroris Israel.









Ketawa akrab dengan Simon Peres dan saling memberi masukan dilakukan Abbas.









Haniyah bergaul dan meminta nasihat Ulama Syaikh Ahmad Yassin.

sumber : www. eramuslim.com

read more...