Rabu, Februari 18, 2009

Mujahidin FM Goes To Brunei Darusslama edisi Jumat, 18 Juli 2008/ 15 Rajab 1429 H

MFM_ Around The World,
Tagline : ” Jelajahi Muka Bumi...Temukan Kebesaran Illahi... ”

Opening (”Brunei Darussalam”)
Script 1

IF yang dirahmati Allah, dimanapun anda berada, kembali hari ini kita akan melanjutkan perjalanan kita menjelajahi berbagai belahan dunia...menyaksikan geliat islam di berbagai negeri...mengambil hikmah dari berbagai kejadian yang mereka hadapi dan turut berucap syukur manakala cahaya agama Allah kian terang menderang hangatkan hati-hati saudara seakidah kita yang senantiasa istiqomah di belahan bumi manapun mereka berpijak...
IF, pada pagi hari yang berbahagia kali ini ana ingin mengajak Ikhwafillah ke sebuah negara tetangga yang cukup familiar dengan kekayaan tanahnya...sebuah negara melayu kecil yang berbagi pulau dengan negara kita di pulau kalimantan tercinta ini...yuk kita langsung saja kunjungi negeri tetangga tersebut, yang tak lain adalah Brunei Darussalam...
Brunei Darussalam adalah sebuah negara kecil yang sangat makmur di bagian utara Pulau Borneo atau Kalimantan dan berbatasan dengan Malaysia. Brunei terdiri dari dua bagian yang dipisahkan daratan Malaysia. Borneo adalah dasar nama negara ini, sebab pada zaman dahulu kala, negeri ini sangat berkuasa di pulau ini.
Brunei juga dikenal sebagai negara tua di antara kerajaan-kerajaan di tanah Melayu. Keberadaan Brunei Tua ini diperoleh berdasarkan kepada catatan Arab, China dan tradisi lisan. Dalam catatan Sejarah China dikenal dengan nama Po-li, Po-lo, Poni atau Puni dan Bunlai. Dalam catatan Arab dikenali dengan Dzabaj atau Randj.
Replika stupa yang dapat ditemukan di Pusat Sejarah Brunei menjelaskan bahwa agama Hindu-Buddha pada suatu masa dahulu pernah dianut oleh penduduk Brunei. Sebab telah menjadi kebiasaan dari para musafir agama tersebut, apabila mereka sampai di suatu tempat, mereka akan mendirikan stupa sebagai tanda serta pemberitahuan mengenai kedatangan mereka untuk mengembangkan agama tersebut di tempat itu. Replika batu nisan P'u Kung Chih Mu, batu nisan Rokayah binti Sultan Abdul Majid ibni Hasan ibni Muhammad Shah Al-Sultan, dan batu nisan Sayid Alwi Ba-Faqih (Mufaqih) pun menggambarkan mengenai kedatangan agama Islam di Brunei yang dibawa oleh musafir, pedagang dan mubaligh-mubaliqh Islam, sehingga agama Islam pun turut berpengaruh dan mendapat tempat di hati penduduk lokal maupun keluarga kerajaan Brunei.

Dont Go anywhere, IF... coz kita baru saja memulai perjalanan ini...bersama Rendra kembali kita sapa saudara sekaidah kita di Brunei setelah yg indah berikut ini...
Script 2

IF, kembali lagi bersama Rendra di 105,8 Mujahidin FM, MFM_Around The World : Jelajahi Muka Bumi…Temukan Kebesaran Illahi…
Kita lanjutkan jalan – jalan ke Bruneinya ya Ikhwah Fillah…
Ikhwafillah, yang segera terbayang dari benak kita jika mendengar perkataan Brunei Darusalam tentunya adalah nuansa ke-Islaman yang sangat kental di tengah gemilang emas hitam yang mengalir tanpa henti di negeri kecil di Kepulauan Kalimantan tersebut. Penduduk Brunei Darusalam hanya berjumlah 370 ribu orang dengan pendapatan berkapita sekitar 23,600 dollar Amerika atau sekitar 225 juta rupiah . Penduduknya : 67 persen beragama Islam, 13 persen Budha, 10 persen Kristen dan 10 persen kepercayaan lainnya.
Islam adalah agama resmi kerajaan Brunei Darusalam yang dipimpin oleh Sultan Hasanal Bolkiah. Sultan Bolkiah mengikrarkan negaranya Brunei Darusalam sebagai negara Islam-Melayu-Beraja. If.. dilihat dari sejarahnya, Brunei adalah salah satu kerajaan tertua di Asia Tenggara. Sebelum abad 16, Brunei memainkan peranan penting dalam penyebaran Islam di Wilayah Kalimantan dan Filipina. Sesudah merdeka di tahun 1984, Brunei kembali menunjukkan usaha serius untuk memulihkan nafas keislaman dalam suasana politik yang baru. Di antara langkah-langkah yang diambil ialah mendirikan lembaga-lembaga modern yang selaras dengan tuntutan Islam.
Di samping menerapkan hukum syariah dalam perundangan negara, berdiri pula Pusat Kajian Islam serta lembaga keuangan Islam. Dosen dari Universitas Brunei Darusalam, Dr Haji Awang Asbol Bin Haji Mail memberi penjelasan mengenai peran negara dalam perkembangan Islam : Di Brunei kerajaan memainkan peranan penting sebagai pusat dakwah karena negara menegakkan falsafah Islam Melayu kerajaan. Sultan Hassanal Bolkiah tak jarang mewajibkan pegawai-pegawai kerajaan untuk datang bahkan sampai menjemput mereka untuk menghadiri kegiatan keislaman seperti Maulud Nabi, Nuzul Quran dan Isra’ Mikraj.
Meskipun demikian, langkah mengembangkan Islam dalam sendi-sendi masyarakat di Brunei dilaksanakan dengan hati-hati agar proses itu berjalan seimbang. Proses pengislaman itu diatur sedemikian rupa hingga tidak memberikan dampak pada keamanan. Sesudah itu, proses tersebut ditekankan pada sisi pendidikan. Kerajaan Brunei Darusalam menegaskan bahwa proses pengembangan Islam mestilah seimbang antara kebutuhan duniawi dan Ukhrawi. Itulah sebabnya, dampak tragedy 11 September tidak begitu dirasakan di kalangan masyarakat Brunei.

Script 3
IF Rahimakumullah...Masih bersama Rendra di MFM, Around The World : ” Jelajahi Muka Bumi...Temukan Kebesaran Illahi... ”

Ikhwah Fillah… Secara umum, muslim di Brunei menganut Mazhab Syafii dalam urusan Fiqih dan ahlusunnah waljamaah di bidang akidah. Dasar ini sengaja diatur oleh negara untuk mengelakkan perbedaan pendapat yang mungkin terjadi di kalangan Muslim Brunei sekiranya pemikiran lain masuk. Sementara itu,dakwah modern yang digagas oleh aliran tarikat meraih keberhasilan di Brunei. Dan selaras dengan kedudukan Islam sebagai agama resmi negara yang menopang falsafah “ Melayu-Islam-Beraja”, kerajaan Brunei Darusalam mendirikan juga lembaga kajian Islam. Profesor Iik Arifin Mansur Noor,seorang Indonesia yang mengajar sejarah di Universitas Brunei Darusalam, menjelaskan hubungan lembaga Islam dan kerajaan, seperti sebuah kehidupan antara Bapak dan anak.
Salah satu discourse atau perdebatan yang hangat diperbincangkan di Asia Tenggara adalah mengenai Islamisation of Knowledge atau Islamisasi ilmu pengetahuan. Idenya adalah bagaimana ilmu pengetahuan yang ada dimuka bumi ini ditonjolkan segi ke Islamannya. Pandangan ini memicu perdebatan hangat karena ada yang mengatakan ilmu adalah sesuatu yang netral. Person atau individu Islamlah yang kemudian mewarnainya hingga tidak perlu lagi ada cabang ilmu seperti Sosiologi yang di Islamkan dan sebagainya.
Profesor Iik Arifin Mansur Noor, mengatakan perdebatan semacam ini juga berlangsung di Brunei. Namun yang dilakukan di Universitas Brunei Darusalam, satu satunya perguruan tinggi di Brunei adalah memastikan bahwa siswa-siswa yang belajar di Pusat Kajian Islam disana berinteraksi satu sama lain dengan mahasiswa dari fakultas lain, sehingga mereka mendapatkan pandangan yang komprehensif.
Seperti kalau kita melihat Universiti di Brunei, ada faculty of Islamic Studies namun juga mengkaji disiplin ilmu lainnya dan menjelaskan keterkaitan di antara keduanya,sedangkan yang belajar sains juga mengerti apa prinsip-prinsip Islam mengenai sains tersebut.
Dengan model pendidikan seperti ini, maka perdebatan mengenai Islamisation of Knowledge dapat dijadikan wacana yang menurut Profesor IIk Arifin Mansurnoor, seorang Indonesia yang mengajar di universitas Brunei Darusalam, akan menghasilkan seorang akademisi dan praktisi yang Islami.



Script 4
Kembali bersama ____________ di MFM , Around The World : ” Jelajahi Muka Bumi...Temukan Kebesaran Illahi... “

IF...keberhasilan ekonomi negara kecil yang kaya ini adalah suatu sinergi usaha dalam negeri dan asing, pengawalan kerajaan, kebajikan, serta tradisi kampung. Kerajaan membekali semua layanan pengobatan dan memberikan subsidi beras dan perumahan.
Ekonomi Brunei Darussalam bertumpu pada sektor minyak bumi dan gas dengan pendapatan nasional yang termasuk tinggi di dunia . Satuan mata uang Brunei adalah Dolar Brunei yang memiliki nilai sama dengan Dolar Singapura.
Selain bertumpu pada sektor minyak bumi dan gas, pemerintah Brunei mencoba melakukan diversifikasi sumber-sumber ekonomi dalam bidang perdagangan. Namun dalam waktu dekat usaha tersebut mengalami kebuntuan karena masalah internal kerajaan yang menurut sumber sumber media internasional dihabiskan untuk kepentingan pemborosan istana ketika dipegang oleh Pangeran Jeffry.
Kira-kira dua pertiga jumlah penduduk Brunei adalah orang Melayu. Kelompok etnik minoritas yang paling penting dan yang menguasai ekonomi negara ialah orang Tionghoa yang merupakan lebih kurang 15% jumlah penduduknya. Etnis-etnis ini juga menggambarkan bahasa-bahasa yang paling penting: bahasa Melayu yang merupakan bahasa resmi, serta bahasa Tionghoa. Bahasa Inggris juga dituturkan secara meluas, dan terdapat sebuah komunitas ekspatriat yang agak besar dengan sejumlah besar warganegara Britania dan Australia.
Islam ialah agama resmi Brunei, dan Sultan Brunei merupakan kepala agama negara itu. Agama-agama lain yang dianut termasuk agama Buddha (terutamanya oleh orang Tiong Hoa), agama Kristen, serta agama-agama orang asli (dalam komunitas-komunitas yang amat kecil).
Budaya Brunei seakan sama dengan budaya Melayu, dengan pengaruh kuat dari Hindu dan Islam, tetapi kelihatan lebih konservatif dibandingkan Malaysia. Penjualan dan penggunaan alkohol diharamkan. Setelah pengenalan larangan pada awal 1990-an, semua pub dan kelab malam dipaksa tutup. Wallahu’alam bishowab..
Semoga Allah senantiasa menganugerahkan keistiqomahan pada saudara-saudara kita di negeri Brunei IF, demikian pula dengan kita semua yang ada di Indonesia...meski dengan medan dakwah yang berbeda...situasi beribadah yang tak sama...semoga Allah ringankan hati kita untuk saling mendoakan di kejauhan....amin

Script 5

0 komentar:

Posting Komentar