Rabu, Februari 18, 2009

Mujahidin FM Goes to Japan_ edisi Jumat, 08 Agustus 2008/ 06 Sya’ban 1429 H ,

Tagline : ” Jelajahi Muka Bumi...Temukan Kebesaran Illahi... ”
Opening (Jepang )

Script 1
IF yang dirahmati Allah, dimanapun anda berada, kembali hari ini kita akan melanjutkan perjalanan kita menjelajahi berbagai belahan dunia...menyaksikan geliat islam di berbagai negeri...mengambil hikmah dari berbagai kejadian yang mereka hadapi dan turut berucap syukur manakala cahaya agama Allah kian terang menderang hangatkan hati-hati saudara seakidah kita yang senantiasa istiqomah di belahan bumi manapun mereka berpijak...

Thoyib ikhwafillah, kita akan mengawali jalan-jalan kita pagi hari ini menuju negara yang terkenal dengan sebutan ' NEGARA MATAHARI TERBIT', tepat sekali ikhwafillah...Jepang adalah negara yang akan kita kunjungi bersama pagi ini...
Ada apa dengan Jepang ikhwafillah....?
Komunitas Jepang modern saat ini lebih berorientasi pada pekerjaan dan sangat materialistis. Konsep keluarga tradisional Jepang semakin lemah di tengah dunia modern yang mengacu pada faktor sosial dan ekonomik.
Modernitas, ketertarikan akan mode ala Barat, gaya hidup, dan sederet pemicu lainnya di samping alasan ekonomi telah menjadi lokomotif utama perubahan nilai sosial dan budaya masyarakat Jepang.

Bukan hanya gaya hidup, kepercayaan mereka terhadap agama pun berkurang drastis. Dari memeluk Shinto atau Budha yang taat, kini hanya sedikit dari mereka yang melakukan ritual keagamaan. Bahkan satu survei resmi menyatakan, hanya ada satu dari empat orang Jepang yang percaya terhadap agama.

Terlepas dari ketidakpercayaan terhadap agama, masyarakat Jepang masih mempertahankan agama dan ritualnya sebagai tradisi ribuan tahun. Karenanya, tak heran kalau mereka memiliki pola hubungan yang unik dengan agama mereka. Hal-hal yang berkaitan dengan agama hanya dilakukan pada saat-saat tertentu, seperti kelahiran, pernikahan, dan kematian. Di luar itu, pada umumnya orang Jepang tidak terlalu religius. Ritual yang mereka lakukan di kuil-kuil hanya dilakukan sebagai formalitas dan upaya untuk mencari kedamaian saja.

Kehadiran Islam dan apa yang diajarkannya memberikan pencerahan baru bagi mereka yang merasakan beban hidup sedemikian beratnya. Sayangnya, masih ada pemikiran salah tentang Islam yang berkembang di kalangan orang Jepang. Mereka menganggap bahwa Islam adalah agama aneh yang hidup di negara yang belum berkembang.

Pemikiran ini muncul seiring dengan arus Westernisasi. Hal ini semakin diperparah dengan banyaknya penyebaran informasi yang salah kaprah, misalnya beberapa tahun lalu salah seorang penulis terkenal di Jepang menyebut Islam tak beda dengan kepercayaan penyembah matahari.

Namun, meski masih banyak kesalahpahaman tentang Islam, seiring waktu perkembangan informasi dan pertambahan jumlah pemeluk agama Islam terus meningkat. Banyak orang Jepang percaya saat ini dan di masa yang akan datang Agama Islam akan lebih diterima lagi di Jepang. Meski belum ada angka pasti, namun diperkirakan Islam akan berkembang signifikan di negeri sakura ini.
Hal ini terutama mengacu kepada banyaknya perkawinan campur antara muslim dan non muslim asal Jepang.

Selain itu ada juga penambahan angka cukup signifikan lewat banyaknya mahasiswa Jepang yang memilih belajar di universitas di negara-negara Arab.
Banyak juga siswa di universitas di Jepang yang membentuk komunitas diskusi formal skala kecil untuk membicarakan soal agama. Ini sangat berguna terutama mengingat masih sedikitnya komunitas muslim yang bergerak untuk memfasilitasi dan memberikan pemahaman lebih baik tentang kepercayaan Islam.

Selain itu ada juga komunitas pendatang Muslim yang memberikan kontribusi besar dalam memelihara solidaritas di kalangan muslim Jepang. Pusat pengembangan Islam di Jepang juga merupakan salah satu fasilitator terbaik bagi komunitas Muslim. Melalui dialog, seminar dan konferensi, tempat ini membantu para Muslim mempromosikan pemahaman akan Islam yang lebih baik lagi di Jepang. Semua pendekatan ini diharapkan bisa memberikan pengaruh bagi kehidupan beragama masyarakat Jepang beberapa waktu ke depan.


Script 2 : Islamic Boom di Jepang

Persentuhan Islam dengan masyarakat Jepang bisa dikatakan relatif baru. Perkenalan masyarakat Jepang dengan Islam diperkirakan baru dimulai pada akhir abad ke-19. Pengetahuan pertama tentang Islam dan penganutnya di kalangan masyarakat Jepang dimulai lewat adanya terjemahan tentang aktivitas nabi Muhammad SAW ke dalam bahasa Jepang. Hubungan lebih lanjut terjalin ketika pemerintah Jepang menjalin aliansi perdagangan bersama pemerintah Turki. Lewat asosiasi ini, terjalin lebih erat kontak antara dua peradaban.

Mengacu kepada sejarah Jepang, Muslim Jepang pertama yang diketahui bernama Mitsutaro Takaoka, yang memeluk Islam pada tahun 1909. Usai melakukan ibadah haji, Takaoka mengganti namanya menjadi Omar Yamaoka. Selain Yamaoka, Muslim pertama Jepang lainnya adalah Bumpachiro Ariga. Lewat perjalanan dagangnya ke India, dan pertemuannya dengan komunitas Muslim di sana, ia pun menjadi seorang Muslim dan mengganti namanya menjadi Ahmad Ariga.

Beberapa waktu kemudian, penyebaran Islam dan perkembangannya di Jepang pertama kali terwujud melalui komunitas Muslim Asia Tengah. Saat itu perang dunia pertama baru saja pecah, dan banyak pendatang muslim dari Turkmenistan, Uzbekistan, Tajikistan, Kurgystan, dan Kazakhstan yang menjadi pengungsi di Jepang.

Hanya beberapa saat setelah kedatangan mereka, banyak orang Jepang yang memeluk agama Islam. Mereka tertarik menjadi seorang Muslim setelah setelah mereka melihat betapa mengesankan dan menariknya sikap yang ditampakkan oleh muslim dari negara-negara pecahan Soviet ini. Komunitas ini pulalah yang mendirikan masjid pertama di Jepang yaitu di Kobe pada tahun 1935.

Menyusul periode perang dunia kedua, banyak hal yang dilakukan komunitas ini untuk menginformasikan tentang Islam dan komunitas muslim kepada orang Jepang, utamanya mereka yang bekerja sebagai tentara. Inilah periode boomingnya Islam pertama kali di Jepang.


Selama periode ini, Islam berkembang pesat melalui organisasi dan penelitian-penelitian. Disebutkan, selama periode ini tak kurang dari 100 buku dan jurnal tentang Islam diterbitkan. Namun usai perang dunia kedua, usai pulalah penyebaran Islam di negara ini.


Script 3

IF Rahimakumullah...
Masih bersama Rendra di MFM, Around The World : ”Jelajahi Muka Bumi, Temukan Kebesaran Illahi... ”


Organisasi Islam pertama yang didirikan adalah The Japan Muslim Association pada tahun 1952. Tujuannya adalah untuk menyebarkan Islam di Jepang. Dakwah Islam bertambah semarak setelah perang kemerdekaan melalui hubungan pertukaran diplomatik, ekonomi dan kebudayaan. Diperkirakan di seluruh Jepang kini terdapat 50 Islamic center dengan pusat aktivitas dakwah bertempat di Tokyo.
Selain pembangunan masjid sebagai pusat aktivitas ibadah dan sosial, tugas penerjemahan Alquran juga mempunyai sejarah yang panjang. Antara tahun 1920-1970 terdapat lima terjemahan Kitab Suci ini ke dalam bahasa Jepang. Menurut Abu Bakar Morimoto, terjemahan pertama diterbitkan pada tahun 1920 dalam dua jilid yang dilakukan oleh Keuiche Sakamoto, seorang sarjana non-Muslim dari Universitas Tokyo.
Akhirnya pada tahun 1957, Alquran diterjemahkan secara langsung dari bahasa Arab oleh Toshihiko Izutsu, seorang sarjana keislaman yang fasih berbahasa Arab baik dengan lisan maupun tulisan. Selain itu, beliau juga banyak menulis karya-karya lain berkaitan dengan isu keislaman, seperti God and Man in the Qur'an: Semantics of Qur'anic Weltanschauung, Ethico-Religious Concepts in the Qur'an, dan The Concept of Belief in Islamic Theology. Ketiga buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh penerbit Tiara Wacana.
Sarjana Jepang lain yang cemerlang adalah Sachiko Murata, yang menulis The Tao of Islam: A Sourcebook on Gender Relationship in Islamic Thought. Buku ini mencoba menguraikan pemikiran Islam tentang hakikat hubungan Tuhan dan alam semesta, alam semesta dan manusia, serta manusia dan Tuhan.


Script 4 :

Kembali bersama Rendra di Mujahidin FM, Around The World : ” Jelajahi Muka Bumi...Temukan Kebesaran Illahi... “


Ikhwafillah, masih bersama Rendra bersilaturahim ke negeri Jepang...salah satu negara di benua Asia yang berkembang pesat mensejajarkan diri dengan negara-negara maju lainnya di belahan dunia...

Well ikhwafillah, mari lebih dekat kita dengarkan penuturan salah seorang ukhti muslimah kita yang asli berketurunan Jepang berikut ini....
''Saya menemukan kepuasan luar biasa dan kedamaian setiap kali saya datang dan beribadah di masjid,'' ujar Michiko, sebelumnya ia adalah penganut Buddha namun menjalankan ritual Kristen dalam kesehariannya.

Subhanallah ikhwafillah...di belahan bumi yang berbeda...mereka bersujud bersama kita...menghadap pada kiblat yang sama dengan hati yang senantiasa mengharap keridhoan Allah SWT...

Apa yang membawa Michiko terpanggil menjalankan ajaran islam....dan ternyata : Al Quran adalah jawabannya....
Al Quran telah menjadi penuntun jalannya menuju Islam...dan kini telah pula menjadi panduan hidupnya dalam berislam. Setelah melalui proses pencarian panjang, ia menemukan apa yang ia baca dalam Kitab Suci itu memiliki efek menenangkan bagi jiwanya. Di sebuah masjid, bersama tiga wanita lainnya, ia duduk dengan penuh khidmat mendengarkan alunan ayat suci yang dibawakan seorang imigran asal Turki. Menggunakan scarf menutup rapi kepalanya, ketiganya meresapi ayat demi ayat yang dibacakan.

Subhanallah ikhwafillah... di sana... ada mereka, yang turut merasakan hangatnya cahaya Islam menerangi jalan menuju keselamatan dunia serta akhirat...

Umumnya, mereka menyatakan ketertarikannya kepada Islam karena pesan damai yang diusung Islam.

Sungguh berbeda dengan penggambaran yang salah selama ini atas apa yang diidentikkan atas Islam, seperti cinta kekerasan dan mengajarkan terorisme, wanita Jepang ini justru menyebut Islam sebagai pembawa kedamaian. Michiko bahkan menggambarkan pesan kedamaian dalam Islam hampir dekat dengan pesan kedamaian yang dibawa agama Buddha yang diikuti oleh hampir 80 persen orang Jepang.

Maha suci Allah yang telah memberikan hidayahnya bagi siapa yang Ia kehendaki...

Semoga Allah senantiasa menganugerahkan keistiqomahan pada saudara-saudara kita di Jepang , demikian pula dengan kita semua yang ada di Indonesia...meski dengan medan dakwah yang berbeda...situasi beribadah yang tak sama...semoga Allah ringankan hati kita untuk saling mendoakan di kejauhan....amin

0 komentar:

Posting Komentar